ooo... seperti itu...?

on Kamis, 28 Mei 2015
1.... OOOOo...Seperti itu...?
Orang yang mempunyai watak selalu ingin menangnya sendiri itu, tumbuh kebiasaan buruk senang mencela dan menyalahkan pendapat serta tindak tanduk orang lain. Sangatlah bagus bilamana orang seperti itu kadangkala bersedia mencermati dirinya jangan-jangan aku yang keliru, maka coba aku teliti secara adil siapa yang sesungguhnya jelas-jelas benar....
gue mah gitu orangnya....................................

2.....  ooooo... seperti itu.....?
Dalam mengarungi dan menjalani keidupan, kita jangan pernah merendahkan siapapun, bukan karena siapa mereka, tetapi karena siapa diri kita. Sekarang mungkin kita berkuasa tetapi Ingatlah bahwa WAKTU lebih berkuasa daripada kita...
coba siapa yang tahu siapa itu WAKTU....?
dia mah gitu orangnya............

3........... Aku iki sopo.................? kowe iku yo sopo...............................?
hehhehehehhe.. malah takon............piye..piye... RUMANGSAMU......
Menungso iku dititahake urip neng ngalam ndonyo kanthi ono kekurangan, nanging akeh-akehe menungso podho ora ngerti kekurangane awake dhewe. Kolomangsane malah rumongso luwih sekabehane tinimbang wong liyo....
wong....uwong.............

4...... Jangan keburu meremehkan orang lain, hanya karena orang itu kamu anggap bodoh. Sebab ada kalanya kamu membutuhkan jasa dan nasehat orang itu, yang kenyataannya dapat menyelesaikan dan mengatasi masalahmu. Memang dalam suatu hal seseorang dapat dianggap bodoh, tetapi di lain hal tak mungkin anda dapat menandinginya

5....... Di saat jaman bebas di mana informasi datang bak air bah, sikap Eling menjadi penting. Eling membuat kita tidak hanyut, tetapi juga tidak lari dari realitas.

6....... Nandur bakal ngunduh, nyilih mbalekake, utang bakal nyaur........................
wis diati-ati, tumindak becik wae, ora mesti kasembadan sing dadi gegayuhane

7......  SAKUMAHA AING........................
ojo sak enak udelmu.....eee ojo sak enak udele dhewe ....... RUMANGSAMU
Jangan Semaunya sendiri, Jangan pula karena kita merasa lebih, langsung kita bisa merasa pantas untuk di atas atau sekedar untuk menganggap diri kita lah yang terbaik.. sungguh salah. . hal seenaknya ini sering menimpa orang-orang yang hanya bisa diam, bukan takut, tapi hanya tak ingin memperdebatkan hal yang baginya tak penting, tanpa mereka ketahui bahwa diam bukan berarti lemah.

8...  Yang kau katakan putih belum tentu putihnya (sucinya) hati, bisa juga berwujud putihnya bedak yang tebal dan rata. Yang kau katakan merah, belum tentu merahnya (keberanian) kebenaran. Bisa jadi cuma merahnya bibir yang bisa menjerumuskan kamu ke jurang curam. Demikian pula yang kau katakan bersih, belum tentu merupakan bersihnya hati . Sering hanya bersihnya pakaian berhias intan permata yang mampu menyilaukan pandangan

9........ 
Sugih omong kanggo nggayengake pasamuwan pancen apik. Nanging yen mung kanggo golek suwure awake dhewe sok ketrucut miyak wewadine dhewe. Pira bae cacahe wong kang kepleset uripe mung marga anggone sugih omong. Mula sabecik-becike wong iku ora kaya wong kang meneng. Nanging menenge wong kang darbe bobot kang anteb sing bisa dadi panjujugane para pawongan kang mbutuhake rembug lan pituduh.....
TERJEMAHAN: Banyak bicara untuk menambah semaraknya pergaulan memang baik. Tetapi kalau hanya untuk mencari ketenaran bisa kelepasan membuka rahasia sendiri. Berapa banyak sudah orang yang terpeleset hidupnya gara-gara omongnya yang terlalu banyak. Oleh sebab itu tidak ada yang lebi baik daripada orang yang diam. Yaitu diamnya orang yang punya bobot mantap yang bisa menjadi tujuan dari orang-orang yang membutuhkan pembicaraan dan nasihat.

10......  Sak Beja-bejane wong urip iku sing eling lan tetep mangan Sego....
Mikir kenceng yo oleh ning ojo sampek kekencengen ndak pedot…
Urip rekoso yo oleh ning ojo sampek nelongso ndak gelo
Urip seneng yo oleh ning ojo kesenengan ndak edian ngguyu dewe

11....  Anane di celuk menungso iku amergo tindak tanduke sing bedo karo kewan , yen kewan urip kanggo awake dewe, nanging menungso urip kanggo migunani marang sepada lan dadi tuladane menungsa liyane, soyo manfaat soyo ndue guno ning donya.

12....... Ning donyo sing kahanane koyo saiki
Wong pinter biso ugo kejungkel amergo tumindake, keplintir amergo pikirane, ora gampang percoyo marang liyane sebape wis podo pintere, sing metu akale podo pingin golek menang lan selamete dewe-dewe.

13....... 


Kebenaran Hakiki

on Rabu, 12 Maret 2014
ISLAM membawa rahmatan lil alamin, kehadirannya untuk menciptakan perdamaian dan untuk menjaga kelestarian alam semesta ini. Agama Islam justru bukan untuk dijadikan alat memecah-belah umat. Karena kata atau istilah Islam secara term mempunyai arti Selamat, dalam arti yang luas. 

Dan Islam mempunyai misi untuk menyelamatkan umat manusia dari ketidakadilan, kesewenangan, kebiadaban, kezholiman, keserakahan dan sebagainya. Jadi Islam bukan agama yang membawa kekerasan, tetapi agama yang membawa cinta kasih.

Hakekat orang Islam berarti orang selamat, baik di dunia maupun di akherat, sudah tidak lagi merasakan, sengsara, derita, susah, takut, gelisah dan sebagainya. 

Sementara dalam pemahaman umum bahwa orang Islam adalah orang yang baru masuk Islam , cukup hanya mengucapkan dua kalimat Sahadat, maka orang itu sah jadi orang Islam.

Pemahaman ini terlalu sempit, sebab pengertian Islam adalah Selamat, dan secara hakikinya orang yang baru mengucapkan dua kalimat Sahadat itu masih Calon Islam, bukan orang Islam, sebab orang itu belum Selamat, nyatanya masih mengalami susah, derita, takut dan gelisah. Selama manusia itu masih merasakan susah, sengsara, gelisah dan takut berarti manusia itu masih belum benar menjalankan Iradat dan KodratNya.


Berbagai Sumber.....................................

Bid'ah Hasanah..........ok ok sj

on Jumat, 07 Februari 2014
مَنْ سَنَّ فِيْ الإِسْلاَمِ سُنَّةً حَسَنَةً فَلَهُ أَجْرُهَا وَأَجْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا بَعْدَهُ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أُجُوْرِهِمْ شَىْءٌ، وَمَنْ سَنَّ فِيْ الإِسْلاَمِ سُنَّةً سَيِّئَةً كَانَ عَلَيْهِ وِزْرُهَا وَوِزْرُ مَنْ عَمِلَ بِهَا مِنْ بَعْدِهِ مِنْ غَيْرِ أَنْ يَنْقُصَ مِنْ أَوْزَارِهِمْ شَىْءٌ

“Barang siapa merintis (memulai) dalam agama Islam sunnah (perbuatan) yang baik maka baginya pahala dari perbuatannya tersebut, dan pahala dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya, tanpa berkurang sedikitpun dari pahala mereka. Dan barang siapa merintis dalam Islam sunnah yang buruk maka baginya dosa dari perbuatannya tersebut, dan dosa dari orang yang melakukannya (mengikutinya) setelahnya tanpa berkurang dari dosa-dosa mereka sedikitpun”. (HR. Muslim)


Perhatikan hadits riwayat imam Bukhori berikut :

أشار سيدنا عمر ابن الخطاب رضي الله عنه على سيدنا أبو بكر الصديق رضي الله عنه بجمع القرآن في صحف حين كثر القتل بين الصحابة في وقعة اليمامة فتوقف أبو بكر وقال:" كيف نفعل شيئا لم يفعله رسول الله صلى الله عليه وسلم؟"
فقال له عمر:" هو والله خير." فلم يزل عمر يراجعه حتى شرح الله صدره له وبعث إلى زيد ابن ثابت رضي الله عنه فكلفه بتتبع القرآن وجمعه قال زيد:" فوالله لو كلفوني نقل جبل من الجبال ما كان أثقل علي مما كلفني به من جمع القرآن." قال زيد:" كيف تفعلون شيئا لم يفعله رسول الله صلى الله عليه وسلم." قال:" هو والله خير" فلم يزل أبو بكر يراجعني حتى شرح الله صدري للذي شرح له صدر أبي بكر وعمر رضي الله عنهما .

“ Umar bin Khothtob member isayarat kpd Abu Bakar Ash-Shiddiq untuk mengumpulkan Al-Quran dalam satu mushaf ktika melihat banyak sahabat penghafal quran telah gugur dalam perang yamamah. Tapi Abu Bakar diam dan berkata “ Bagaimana aku melakukan sesuatu yang tidak dilakukan oleh Rasul Saw ?” MaKA Umar menjawab “ Demi Allah itu suatu hal yang baik “. Beliau selalu mengulangi hal itu hingga Allah melapangkan dadanya. Kmudian Abu bakar memrintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Al-Quran, maka Zaid berkata “ Demi Allah aku telah terbebani untuk memindah gunjung ke satu gunung lainnya, bagaimana aku melakukan suatu hal yang Rasul Saw tdiak melakukannya ?” maka Abu bakar mnjawab “ Demi Allah itu suatu hal yang baik “. Abu bakar trus mngulangi hal itu hingga Allah melapangkan dadaku sbgaimana Allah telah melapangkan dada Umar dan Abu Bakar “.

Coba perhatikan ucapan Umar dan Abu Bakar “ Demi Allah ini suatu hal yang baik “, ini menunjukkan bahwasanya Nabi Saw tidak melakukan semua hal yang baik, sehingga merka mngatakan Rasul Saw tidak pernah melakukannya, namun bukan berarti itu buruk.




بدعة ونعمت البدعة “ Itu bid’ah dan sebaik-baik bid’ah “
Saat beliau ditanya tentang sholat dhuha. Lebih lengkapnya :

عن الأعرج قال : سألت ابن عمر عن صلاة الضحى فقال:" بدعة ونعمت البدعة
“ Dari A’raj berkata “ Aku bertanya kepada Ibnu Umar tentang sholat dhuha, maka beliau menjawab “ Itu bid’ah dan sebaik-baik bid’ah “.

Apakah pantas seorang sahabat sprti Abdullah bin Umar tidak konsisten dalam ucapannya alias pllin-plan ??

SAJAROH ( POHON )

on Kamis, 06 Februari 2014
Dalam sebuah perjalanan seorang ayah dengan puteranya, sebatang pohon kayu nan tinggi ternyata menjadi hal yang menarik untuk mereka simak. Keduanya pun berhenti di bawah rindangnya pohon tersebut.

“Anakku,” ucap sang ayah tiba-tiba. Anak usia belasan tahun ini pun menatap lekat ayahnya. Dengan sapaan seperti itu, sang anak paham kalau ayahnya akan mengucapkan sesuatu yang serius.

“Adakah pelajaran yang bisa kau sampaikan dari sebuah pohon?” lanjut sang ayah sambil tangan kanannya meraih batang pohon di dekatnya.

“Menurutku, pohon bisa jadi tempat berteduh yang nyaman, penyimpan air yang bersih dari kotoran, dan penyeimbang kesejukan udara,” jawab sang anak sambil matanya menanti sebuah kepastian.

“Bagus,” jawab spontan sang ayah. “Tapi, ada hal lain yang menarik untuk kita simak dari sebuah pohon,” tambah sang ayah sambil tiba-tiba wajahnya mendongak ke ujung dahan yang paling atas.

“Perhatikan ujung pepohonan yang kamu lihat. Semuanya tegak lurus ke arah

istighotsah

on Jumat, 31 Januari 2014
Kata “istighotsah” استغاثة berasal dari “al-ghouts”الغوث yang berarti pertolongan. Dalam tata bahasa Arab kalimat yang mengikuti pola (wazan) “istaf’ala” استفعل atau “istif’al” menunjukkan arti pemintaan atau pemohonan. Maka istighotsah berarti meminta pertolongan. Seperti kata ghufron غفران yang berarti ampunan ketika diikutkan pola istif’al menjadi istighfar استغفار yang berarti memohon ampunan.
Jadi istighotsah berarti “thalabul ghouts” طلب الغوث atau meminta pertolongan. Para ulama membedakan antara istghotsah dengan “istianah” استعانة, meskipun secara kebahasaan makna keduanya kurang lebih sama. Karena isti’anah juga pola istif’al dari kata “al-aun” العون yang berarti “thalabul aun” طلب العون yang juga berarti meminta pertolongan.
Istighotsah adalah meminta pertolongan ketika keadaan sukar dan sulit. Sedangkan Isti’anah maknanya meminta pertolongan dengan arti yang lebih luas dan umum.
Baik Istighotsah maupun Isti’anah terdapat di dalam nushushusy syari’ah atau  teks-teks Al-Qur’an atau hadits Nabi Muhammad SAW. Dalam surat Al-Anfal ayat 9 disebutkan:

إِذْ تَسْتَغِيثُونَ رَبَّكُمْ فَاسْتَجَابَ لَكُمْ 
(Ingatlah wahai Muhammad), ketika kamu memohon pertolongan kepada Tuhanmu lalu Dia mengabulkan permohonanmu.” (QS Al-Anfal:9)
Ayat ini menjelaskan peristiwa ketika Nabi Muhammad SAW memohon bantuan dari Allah SWT, saat itu beliau berada di tengah berkecamuknya perang badar dimana kekuatan musuh tiga kali lipat lebih besar dari pasukan Islam. Kemudian Allah mengabulkan permohonan Nabi dengan memberi bantuan pasukan tambahan berupa seribu pasukan malaikat.

Dalam surat Al-Ahqaf ayat 17 juga disebutkan;

Empat Karakter Manusia

on Kamis, 23 Januari 2014
AR-RIJALU ARBA’ATUN :
1. ROJULUN YADRI WA YADRI ANNAHU YADRI, FADZALIKA ‘ALIMUN FATTABI’UHU.
رجل يدري ويدري أنه يدري, فذلك عالم فاتبعوه
2. ROJULUN YADRI WA LA YADRI ANNAHU YADRI, FADZALIKA NA-IMUN FAIYQODHUHU.
رجل يدري ولا يدري أنه يدري, فذلك نائم فأيقظوه
3. ROJULUN LA YADRI WA YADRI ANNAHU LA YADRI, FADZALIKA MUSYTARSYIDUN FA-ARSYIDUHU.
رجل لا يدري ويدري أنه لا يدري, فذلك مسترشد فأرشدوه
4. ROJULUN LA YADRI WA LA YADRI ANNAHU LA YADRI, FADZALIKA JAHILUN FARFUDLUHU.
رجل لا يدري ولا يدري أنه لا يدري, فذلك جاهل فارفضوه



Syekh Al Kholil ibn Ahmad membagi karakter manusia menjadi empat macam.
  1. Pertama, rojulun yadri wa yadri annahu yadri fabidzalika ‘alimun tattabi’uhu, yaitu manusia yang mengerti dan dirinya mengerti kalau ia mengerti. Ia adalah manusia yang memiliki ilmu dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Ciri manusia seperti ini adalah selalu bekerja dengan landasan istiqomah dan ikhlas.
  2. Kedua, rojulun yadri wa la yadri annahu yadri, fabidzalika naimun fa aiqidzuhu, manusia yang mengerti namun tidak mengerti kalau dirinya mengerti, seperti orang yang sedang tidur. Manusia yang berkarakter seperti ini adalah manusia yang tidak konsisten dengan apa yang diucapkan atau yang dipahaminya. Kata-katanya (yang baik) tidak sama dengan perilakunya (yang buruk). Umar ibn al Khottob pernah berkata ” aqwa ma akhofu ‘inda hadzihi ummati minal dajjal al munafiq al ‘alim“ yang artinya: ”yang paling saya takuti pada ummat ini daripada dajjal adalah orang munafik yang pintar atau alim, ”  atau secara mudah dapat dikatakan sebagai ”orang yang berbuat jahat dengan memelintir dalil agama.”
  3. ketiga adalah rojulun la yadri wa yadri annahu la yadri, fa bidzalika mustarsyidun fa arsyiduhu. Manusia yang tidak mengerti namun ia tahu kalau dirinya tidak mengerti. Manusia model ini relatif baik, karena orang-orang yang selalu ingin belajar untuk lebih mengerti adalah manusia yang memiliki sifat selalu ingin memperbaiki diri. Inilah orang-orang yang cerdas-al kayyis- yaitu orang-orang yang tidak melakukan sesuatu perbuatan kecuali telah jelas halal atau haramnya. Manusia model ini adalah manusia yang selalu terikat dengan syara’. Apa yang dimakan, dipakai dan yang dijkerjakan selalu terukur dan berlandaskan pada hukum Tuhan.
  4. keempat, adalah rojulun la yadri wa la yadri annahu la yadri, fabidzalika jahilun fatrukuhu, manusia yang tidak mengerti kalau dirinya tidak mengerti, inilah manusia bodoh. Karena orang-orang seperti ini biasanya tidak mau belajar dan tidak mau peduli dengan hukum-hukum. Mereka termasuk manusia-manusia yang selalu mengedepankan syahwat (nafsu) dunia semata.

PEMBENARAN DIRI

on Rabu, 16 Oktober 2013
Setiap orang, pada diri pribadi kita pasti memliki semacam perasaan yang disebut dengan “Pembenaran Diri”. Apa maksud dari “Pembenaran Diri” ? Walaupun sedikit, seseorang pasti punya perasaan kalau dirinya adalah yang paling benar. Coba di garis bawahi “Walaupun sedikit” Sebenarnya pengertian dari pembenaran diri tidak bisa dituliskan secara gamblang. tapi lebih enak untuk dimengerti
Sekarang yang perlu kita pertanyakan, apakah Pembenaran diri itu benar atau salah ? dan perlukah seseorang mencari sumber kebenaran ? Saat mengikuti sebuah diskusi, rapat, memberikan pendapat, adalah hal-hal yang memicu otak kita dan tindakkan kita untuk melakukan pembenaran diri. Karena pada saat itu kita menginnginkan adanya pengakuan atas apa yang kita lakukan dengan berbagai cara. Dan di sinilah terjadi berbagai macam konflik antar personal
Dengan terjadinya proses mencari pembenaran diri, disaat itu juga otak kita bekerja keras untuk mencari sumber kebenaran atas pernyataan kita. Walaupun setelah di telaah lebih lanjut, apa-apa yang kita lakukan tidak selamanya benar.
Bagaimanakah sikap seseorang yang melakukan pembenaran diri ?
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...